seperti kemarin , gerimis tipis kembali membingkai langit langit atap rumahku bulir bulir dingin itu membuatku basah, tetapi tak juga kurasa adanya resah ataupun marah... hanya saja agar arah itu tak benar-benar hilang, aku tetap ber-ramah tamah dengan segala harap dan angan yang belum sampai
Postingan
kuteruskan mimpi menyimpan segala harapku kuteruskan mimpi menyimpan segala rasaku disana atau disini tetaplah ada cerita dimanapun itu agar cakrawala tak hampa merata hingga tetap ada pesona ketika mata terbuka membaca tanda-tanda
M Ia bermakna jauh Karena hampir tak pernah ku berjumpa Ia terkadang dekat Meski ada hari ketika aku merasa hilang, Benar-benar kehilangan Ia juga pernah ada Lebih dari sekedar menyapa lewat pesan singkat Atau terkadang bertanya kabar di batas senjang sabtu-ahad Tak lupa pamit singkat diantara bibir senja Kemudian berpesan agar aku menjaga diri Setelah itu entah … Aku kembali merasa kehilangan Sepi… Sunyi… Namun sering aku merasa berisik Dengan gemuruh riuh dalam hati Nafsu atau rindu, aku tak tau Bagaimanapun itu, ingin rasanya berlari jauh Membuang bisik kotor disela sela jeda sabtu-ahad Ia begitu istimewa saat menghilang berhari-hari Sementara Dia telah menitipka amanah besar Mengagumi sosok ia hingga menjelma cinta Lalu kini menjelma rindu buta Akhi, begitu kumengenalnya Belum berani memanggil namanya Hanya kata “sampean” sebagai jembatan ukhwah Hmmm Semoga saja cintaNya ridha lalu merangkulmu, merangkulku menjadi kita
