“ Jingga Tak Pernah Lupa Menemani Senja “ Wanita itu menghadap senja yang sebentar lagi akan tenggelam. Kerudung putih yang dikenakannya tampak bergerai tertiup angin. Bulir air mata terlihat keemasan berjatuhan di tanah. Meski demikian, ia tetap bisa mempersembahkan senyumnya ketika seseorang menemuinya untuk mendengungkan ayat-ayatNya. Seperti senja kali ini, ia sedang menunggu sahabatnya, Fatma. Bagi Fatma dan Najma, senja adalah moment paling indah untuk mereka. Senja yang tidak hanya mempersembahkan warna jingga, tapi juga menorehkan banyak tinta emas pagi penikmatnya. Dengan langkah semangat kaki-kaki Fatma memasuki daerah kekuasaan Najma yang saat itu tengah berserah diri pada langit dengan jingganya. “assalamualaikum Najma …” sapanya dengan suara lembut. “wa’alaikum salam “ Najma menolehkan kepalanya beberapa derajat dari posisi sebelumnya. Fatma duduk didekat Najma. Diserahkannya botol minuman itu pada Najma. “ maaf ya Najma, kamu pasti menunggu lama “ . Naj